Jawaban Hebat


Sesuatu yang membekas di hati akan selalu kita ingat, walaupun sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Begitu juga dengan kejadian ketika gue SD (Sekolah Dasar). Pada saat itu, gue baru menginjak kelas satu SD.

“Anak-anak, ada yang tahu menulis huruf ‘a’ besar,” ucap Bu Guru.
Entah masih baru masuk kelas, atau memang tidak ada yang tahu—kami satu kelas diam.
“Ayo, siapa yang bisa?” kata Bu guru lagi.
Hening.
Karena tidak ada yang menjawab, akhirnya Guru kami berinisiatif menunjuk teman gue—Rano untuk maju ke depan kelas. Dengan ragu-ragu, ditulisnya ‘a’ besar di papan tulis.
“Bagus. Tapi jawaban Rano, kurang tepat,” Bu Guru berkata sopan, “Ada yang bisa memperbaiki,” Kata Bu Guru lagi.
Kembali tidak ada suara, Akhirnya Bu Guru menunjuk Ani yang duduk paling depan untuk menuliskan ‘a’ besar.
Ahh, itu mah ‘a’ kecil… kata gue dalam hati, ketika Ani menuliskan ‘a’ besar menurut versinya di depan kelas.
“Masih kurang tepat, Coba Anton kamu maju ke depan,” kata Bu Guru menunjuk anak kepala sekolah.
Alis gue terangkat, Loh, itukan masih ‘a’ kecil, Masa anak kepala sekolah menulis ‘a’ besar kagak tau! Kata hati gue lagi. Begini penampakan ‘a’ besarnya Anton:
       a
“Apa jawaban Anton benar?” kata Bu Guru semangat.
Dengan lantang gue jawab, “SALAHHHH…”
Bu Guru tampak kaget, “Ohh, coba Iwan maju ke sini, tolong tunjukkan pada teman-teman, bagaimana huruf ‘a’ besar yang benar!” kata Bu guru.
Dengan pedenya, gue maju ke depan kelas. Gue tuliskan huruf ‘a’ besar dari ujung papan tulis sebelah kanan sampai ujung papan tulis sebelah kiri. Dalam hati gue mikir, pasti Bu Guru bangga punya anak murid seperti gue, gak taunya KAGAK, haha… kalian mau tau apa yang gue tulis di papan tulis, nih dia penampakannya:
                a
Asli kalau ingat itu, gue malu banget. Jujur, gue pikir a besar itu adalah a yang di tulis besar-besar. Maka dengan beringasnya, gue tulis a kecil itu sebesar papan tulis di depan kelas. Dan yang bikin gue tambah malu, yaitu: dengan pedenya gue nanya pada  Bu Guru, “Bagaimana, Bu? Benarkan jawaban, Iwan?”

Mendengar pertanyaan gue itu,  tidak salah kalau Bu Guru langsung kejang-kejang dan dibawa Ke Rumah Sakit Jiwa Terdekat, haha...
Loading...

Subscribe to receive free email updates: