Mengganti Hutang Puasa


“Wan, bangun! Temanin Kakak sahur, dong,” Kak Neneng menepuk-nepuk pipi gue.
Walaupun rasa malas menyerang, gue bangun juga buat nemanin Kak Neneng sahur. Gue sengaja bangun, bukan karena gue adalah Ade yang baik. Tapi, karena gue tau apa menu sahur kakak gue. Ayam goreng dan Udang bakar yang jadi alasannya kenapa gue mau bangun. Lumayankan, dapat makanan gratis, haha...

“Wan, besok puasa juga, ya? Nemanin kakak?” Bujuk kak Neneng.
Gue menganggukkan kepala tanda setuju. Gue takut, kalau gue menolak—maka jatah udang plus ayam gorengnya bakal dihentikan*MentalRentenir.
“Makasih, memang Iwan Ade yang baik...” katanya kegirangan.
***
Jam baru menunjukkan pukul 12.00 siang, tapi perut gue udah keroncongan. Gue alihkan rasa lapar itu dengan menonton televisi. Eh, bukannya teralihkan, malah rasa lapar makin menjadi. Iklan di televisi menyajikan berbagai macam makanan dan minuman—menyebabkan iler gue tumpah ruah memenuhi ruang keluarga.
Gak tahan akan godaan, gue lalu menuju kamar buat tidur. Lama mencoba tidur, tapi gak juga tertidur-tidur. Akhirnya, gue berinisiatif untuk menghitung Kambing, yah, siapa tau aja, trik lama ini bisa berhasil buat gue tidur. Tapi, apa yang terjadi? Bukannya tertidur, gue malah memimpikan makan sate Kambing bersama Syahrini! Bikin gue tambah mual aja, haha...
“Udah, Wan... buka aja! Kan loe, cuma puasa sunah aja...” bisik suara jahat pada gue.
Gue menggelengkan kepala, tanda tidak setuju.
“Ayolah...Udang bakarnya, masih ada di Kulkas loh...” rayunya lagi.
Denger kata Udang, gue langsung sempoyongan. “Pasti enak banget makan Udang siang-siang gini, Wan. Apalagi, di Kulkas ada es campur....pasti tambah enak”, ujar suara jahat menggoda.
Gue berpikir sejenak, iya juga ya. Gue beringsut menuju dapur, dan seketika gue buka Kulkas dan ternyata... Udang dan Es campur masih ada! Ya, ampun, enak banget kayaknya. Apalagi lihat paha Udang bakarnya, asli sexi banget! Wkwkwk...
Disilangkan kedua kakinya, lalu jari telunjuknya bergoyang perlahan, “Iwan, ayo kesini, sayang...” kata udang itu genit.
Seperti kehilangan akal sehat, gue langsung menaruh tubuhnya ke piring yang telah berisi nasi dan sayur Katuk. Dengan lahap, gue cicipi tubuhnya yang ranum itu. Betapa nikmatnya tubuh Udang itu, ketika mengenai syaraf lidah gue dan betapa enaknya es campur yang telah memasuki kerongkongan gue itu. Hmm...nikmat....
Tanpa di duga, kelakuan bejat gue itu disaksikan Kak gue. Kak Neneng. Tapi, tanpa rasa berdosa, gue gomong dengan sekenanya, “Makan, Kak...”
Mata kak Neneng melotot, “Iwan...”
“Ayolah, enak loh kak...” kata gue memanasi. Gue dekati Kak Neneng sambil memamerkan nasi plus udang yang gue masukkan ke mulut, sambil berkata, “Hmm...enaknya...”
Jujur, kak Neneng ini paling gak tahan kalau digoda ama gue. Kalau gue goda buat masak, dia bakal masak. Kalau gue goda, buat nonton acara TV yang gue suka, dia bakal manut. Dan bisa di duga, dari hasil godaan gue ini, gue berhasil menggoda dia untuk membatalkan puasanya.
“Tenang kak, Masih ada 11 bulan menggantikan hutang puasa kakak,” goda gue lagi.
Tidak lama kemudian, dia terlihat mengambil piring buat membatalkan puasanya. Gue senyum-senyum sendiri—memuji kehebatan rayuan gue. Ketika dia membuka rice cooker untuk mengambil nasi, Kak Neneng berteriak histeris,
“Agrrhhh.....”
Gue kaget.
“Wan, apa itu, wan...” Mulut Kak Neneng bergetar.
Penasaran atas apa yang terjadi, gue melihat isi Rice cooker yang dia tunjuk. Mata gue melotot, melihat isi Rice cooker. Gak lama kemudian, gue langsung muntah-muntah membanyangkan makhluk kecil itu telah memasuki tubuh gue yang masih ting-ting ini. Bulat, putih, dan panjang. Itu adalah TITIT ULAT!
“Argghhh...”teriak gue gak kalah ama teriakan Soimah.
Mungkin saking shoknya, Gue dan Kak Neneng akhirnya hanya diam membisu. Dipikiran gue,  hanya satu... mungkin ini adalah teguran dari Allah SWT atas kelakuan gue yang selalu mengentengkan puasa.
Sejak saat itu, gue  gak pernah lagi membatalkan dan menggoda orang lain untuk berbuka puasa seenak udel gue. Apalagi, dengan Kak Neneng...sampai sakitpun ia tidak pernah membatalkan puasanya!


Loading...

Subscribe to receive free email updates: