Jamuan Istimewa Untuk Tamu
Seperti
biasa, mendekati bulan haji banyak diadakan acara untuk melepas kepergian calon
jamaah haji. Nah, kesempatan ini, biasanya gue gunain buat memuaskan dahaga
gue akan makanan enak#EDISI ANAK KOS YANG KELAPARAN.
Acara
ini berlangsung sengit antara sesama calon jamaah. Terutama masalah makanan
penjamu. Bila hari pertama menyajikan nasi, sayur mayur, ayam dan udang, maka
keesokan harinya bila salah satu calon jamaah haji mengadakan acara, bisa
dipastikan lebih dari itu. Bisa saja makanan tadi ditambah kepiting, ikan,
daging sapi, sampai daging ANAKONDA!
***
Di
minggu ketiga, kebetulan yang mengadakan acara orang yang paling kaya di
kampung gue. Makanannya bukan lagi mewah, tapi SPEKTAKULER. Selain yang
sebutkan di atas, juga disertai dengan aneka buah dan kue.
Selesai
acara banyak pujian dari berbagai tamu undangan.
"Wah,
makanannya enak-enak, ya?" Ucap salah satu tamu undangan.
"Iya.
Apalagi yang warna warni itu," ucap yang lain.
Semua
mengangguk setuju, termasuk gue.
"Iya,
yang enak itu, menurut saya adalah buah Durian."
Semua
mata, tertuju pada gue.
"Haha...
bukan itu, tapi yang warna warni seperti kertas itu loh," ujar seseorang
menimpali.
Ahh,
seperti kertas? Pikir gue.
"Tapi,
kok rasanya tawar, ya?"
"Selain
tawar, rasanya juga kesat-kesat, bagaimana gitu..." lanjut si bapak yang
sering main gitar pakai mulutnya itu.
Tawar?
Kesat? Ohh... jangan -jangan...itu lagi, pikir gue.
"Apakah
warnanya putih, kuning, dan merah?" Tanya gue.
Semua
mengangguk, tanda setuju.
"Dan,
tadi ditaruh di piring coklat?" Tanya gue lagi.
"Iya,"
jawab mereka serempak.
Gue
tersenyum geli, "itu bukan makanan, tapi tisu. Gunanya untuk membersihkan
mulut bila selesai makan.
Reflek
semua, yang mendengarkan penjelasan gue, pada muntah-muntah semua.
“Aduh,
mana saya makan tiga tadi...” ucap bapak berkopiah hitam kaget.
Loading...