Kerja Keras? Belajarlah Dari Semut
Saya
stes! Bayangkan, apa yang saya lakukan akhirnya berakhir sia-sia. Usaha saya
untuk mendapatkan promosi naik jabatan akhirnya berakhir sudah. Badan saya
lemas, tidak ada semangat kerja bahkan saya terpikir untuk keluar dari tempat
kerja.
Akhirnya
saya termenung di kamar seorang diri. Lama tertidur, rasa haus muncul. Saya
ingin meminum teh, pikir saya. Lalu dengan gontai, saya tuju dapur. Saya
masukkan satu sendok teh gula ke dalam gelas keramik favorit saya. Entah karena
masih mengantuk, sebagian gula itu terhambur keluar dari gelas milik saya. Saya
bersihkan sebentar, lalu saya buang ke tempat sampah.
Tidak
lama kemudian, teh saya sudah jadi. Saya menyeruputnya pelan, berharap stres
segera berlalu. Tapi, tiba-tiba mata saya tertuju pada polah seekor semut di
atas meja. Tampak ia mendekati sebutir gula yang rupanya belum saya buang ke
sampah. Ia kemudian mencoba mengangkat butir gula tadi. Tapi... tubuhnya
sempoyongan mengangkat gula itu dan seketika tubuhnya terbalik!
Dengan
usaha keras, akhirnya ia dapat mengangkat butiran gula itu lagi. Masih
sempoyongan. Dengan perlahan, dibawanya gula itu. Tidak lama kemudian, tanpa
saya duga—semut dan sebutir gula itu
terhempas ke lantai!
Ia
diam sebentar, kemudian dengan tidak pantang menyerah, dibawanya lagi gula itu
semangat. Saya tertegun melihatnya, betapa kuat dan pantang menyerahnya ia saat
dihadapkan pada masalah, rintangan dan halangan. Berkali-kali ia terjatuh, tapi
ia berusaha bangkit dan berjuang yang merupakan tugasnya sebagai semut pekerja
untuk mengangkut makanan untuk kaumnya. Tanpa mengeluh, dan mengeluh...
Melihat
itu, saya jadi malu pada diri saya sendiri. Saya menuntut hal yang lebih, tapi
tidak berusaha dan memberikan yang terbaik buat perusahaan saya. Saya langsung
putus asa ketika usaha kecil saya dianggap tidak layak oleh bos saya, saya
seketika ingin mengundurkan diri karena kerja setengah hati saya tidak dapat
menarik hati bos saya!
Saya
perhatikan semut itu lagi, kini ia telah ditelan oleh tembok. Mungkin sekarang
ia telah menikmati makanannya, atau membagi-bagikan makanannya yang
diperolehnya dari keringatnya sendiri. Baca Juga: Cara Ampuh Menjadi Pribadi Yang Lebih Bernilai
Loading...