Fakta Mengejutkan Dari Kecelakaan AirAsia QZ8501

Misteri kecelakaan yang dialami oleh pesawat AirAsia menjadi tanda tanya besar publik. Bagaimana tidak, walaupun sudah ditemukan jenazah dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501, tapi sampai pergantian Tahun Baru 2015, pertanyaan tersebut belumlah terjawab.
Kecelakaan yang dialami oleh AirAsia QZ8501 apakah murni human eror atau karena faktor cuaca? Dimana dengan kecelakaan tersebut, terenggut nyawa yang tidak sedikit yaitu sekitar 162 nyawa melayang seketika! Sungguh sebuah berita duka di akhir tahun 2014.
Untuk menjawab penyebab kecelakaan/jatuhnya AirAsia QZ8501 ini, www.dontsad.com akan mengulasnya untuk Anda. Dari awal mula keberangkatan pesawat AirAsia QZ8501 ini sudah menimbulkan kejanggalan? Kenapa? Karena jadwal penerbangan pesawat berkapasitas 179 penumpang ini, pada mulanya terbang sekitar pukul 08.00 pagi, tapi dari pihak AirAsia memajukannya menjadi lebih awal lagi yaitu sekitar pukul 05.30 pagi! Jadi tidak mengherankan, ada beberapa penumpang yang terkejut dengan majunya jadwal penerbangan tersebut yang ‘terpaksa’ harus merelakan diri mereka dan keluarga mereka untuk menaiki pesawat lainnya.

Dengan mengambil keputusan terbang lebih pagi, mengapa pesawat AirAsia QZ8501 di izinkan terbang? Padahal dengan memajukan jadwal sepagi itu, pasti ada beberapa pesawat yang juga melakukan penerbangan. Dan yang mengejutkan, ternyata di hari naas itu, cuaca telihat merah di beberapa slot yang menandakan cuaca pada hari itu tidak bersahabat. Lalu, apa yang mendasari pesawat AirAsia QZ8501 bisa tetap terbang?

Pesawat AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya ke Singapura itupun akhirnya harus mengakui kekuasaan Tuhan. Cuaca yang tidak ‘bersahabat’ dengan adanya awan Cumulonimbus, ‘memaksa’ Kapten Irianto untuk segera menghubungi pihak menara pengawas (ATC) untuk menambah ketinggian. Karena dengan menambah ketinggian, maka Kapten Irianto akan dapat menghindari awan Cumulonimbus yang memang sangat berbahaya dalam penerbangan.
Lalu, apakah izin diberikan bagi sang Kapten? Permintaan Kapten Irianto untuk ‘menyelamatkan’ ratusan nyawa pesawat AirAsia QZ8501 itu ternyata tidak membuahkan hasil, karena pihak menara menolak permintaan sang kapten untuk menambah ketinggian. Pertanyaan selanjutnya, mengapa izin untuk menambah ketinggian tidak diberikan pada sang kapten Irianto selaku ‘pengemudi’ pesawat AirAsia QZ8501? Jawaban dari penolakan itu dikarenakan PADATNYA LALU LINTAS DI UDARA!
Perlu diketahui, pada saat permintaan Kapten Irianto untuk menambah ketinggian, di atas pesawat AirAsia QZ8501 ada  7 pesawat yang juga sedang melintasi tempat yang sama. Ke 7 pesawat itu adalah: Diketinggian 34 ribu dari permukaan bumi ada 2 pesawat yang sedang terbang, yaitu: AirAsia 550 dan Lion Air seri 763. Diketinggian 36 ribu ada pesawat Garuda Indonesia 531 dan Emirates 409. Sedangkan diketinggian 37 ribu, ada pesawat Lion Air seri 626 dan Lion Air seri 720 dan yang paling tinggi ada pesawat AirAsia seri 502.

Dari penjelasan di atas, sepertinya terjawab sudah apa yang menjadi penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501. Cuaca buruk, pilot tidak memiliki ruang gerak untuk menghindari cuaca yang buruk dan tentu saja pesawat terbang pada saat jam yang sibuk. Tapi, untuk menjawab semua tanda tanya, sebaiknya kita tunggu saja penjelasan yang menyeluruh penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 itu.
Loading...

Subscribe to receive free email updates: