Cara Mengenalkan Konsep Keuangan Berdasarkan Usia Anak

Mengajarkan konsep keuangan pada anak memang bukan perkara mudah. Karena salah sedikit, anak dapat terjerumus dalam kebiasaan hidup yang boros dan diliputi utang konsumtif saat dewasa kelak. Lalu, bagaimana sebaiknya mengenalkan konsep keuangan pada anak? Sebaiknya, kenalkan konsep keuangan kepada anak sesuai dengan usianya.
Berikut pengenalan konsep keuangan kepada anaka berdasarkan usianya:
1.   Pra sekolah:
Pada tahap ini, mengenalkan finansial kepada anak bukanlah mengenai uang. Melainkan pengenalan akan konsep-konsep nilai, misalnya: mengenalkan nilai ‘cukup’. Mengenalkan nilai cukup ini bisa dengan cara memberitahukan anak untuk tidak makan secara berlebihan atau bisa juga mengenalkannya ketika bermain, mainan bisa bergantian dengan teman.

2.  TK (Usia 3-5 tahun):
Pada tahap balita ini, anak bisa diberitahukan konsep uang dan hitungan sederhana. Misalnya: memberitahukan kepada anak bahwa Ayah dan Ibu bekerja agar bisa mendapatkan uang. Dari uang yang didapat dari kerja keras tersebutlah yang digunakan untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk kebutuhan sianak sendiri.

3.  Sekolah Dasar (5-12 tahun):
Anak mulai dikenalkan penggunaan uang. Bisa dikenalkan pada uang saku yang diberikan padanya atau bisa juga dengan cara mengajaknya berpikir saat dibawa ke supermaket. Pada saat berbelanja di supermaket, anak dapat memikirkan dan menentukan pilihan yang diinginkannya. Murah maupun mahal pada harga suatu barang bisa dipertimbangkan berdasarkan yang bernilai baik, bukan semata-mata pada harga yang murah.
4.  Sekolah Menegah Pertama (12-15 tahun):
Pada tahap ini anak sudah memiliki lifestyle sendiri. Dimana pada usia ini, sang anak sudah bisa membuat perencanaan keuangan sederhana saat akan bepergian bersama teman maupun orangtuanya.
5.  Sekolah Menegah Atas (15-18 tahun):
Diusia ini sebaiknya orang tua sudah memberi otoritas dan kemampuan bertanggung jawab lebih. Selain serah terima uang saku bulanan, anak juga bisa dilibatkan dalam tanggung jawab di rumah. Ambil contoh: seperti mengurus pembayaran PDAM maupun pembayaran pulsa listrik.
6.  Usia 18-25 tahun:
Pada saat memasuki usia ini, sebaiknya anak diajari untuk memiliki penghasilan sendiri dan membayarkan peneluarannya sendiri.
Loading...

Subscribe to receive free email updates: