Ngeri! Mengintip Perkawinan Balita Ala Negeri India
Apa
reaksi Anda jika melihat pernikahan bayi mungil berusia satu tahun menikah dengan
bayi laki-laki berusia tiga tahun? Bisa dipastikan Anda terkejut olehnya. Tapi,
hal ini tidak berlaku di padang tandus, di sebuah desa di Provinsi Rajastan, India
yang menganggap pernikahan sesama pengantin cilik ini adalah hal yang biasa.
Pernikahan
pengantin cilik ini biasanya berlangsung pada hari Akha Teej, yang dianggap masyarakat
di sana sebagai hari paling baik untuk melangsungkan perkawinan.
Suasana
pernikahan sesama pengantin cilik tentu saja akan berbeda dengan pernikahan
pada umumnya yang berlangsung dengan hening dan suka cita. Pernikahan ‘unik’
ini kebanyakan dihiasi dengan tangisan khas anak-anak, polah tingkah lucu para
pengantin cilik yang tidak ditemukan pada orang dewasa, seperti: tertidur di pelaminan
sampai pemandangan seorang balita menyusu dengan ibu kandungnya.
Sebenarnya,
pemerintah India telah melarang keras pernikahan ini sejak tahun 1930. Hal ini
dilandaskan pada pandangan yang menganggap pernikahan cilik ini melangkahi hak
anak menentukan jalan hidupnya sendiri. Bahkan pemerintah India dengan tegas
memasukkan perkawinan antar anak dibawah umur ini sebagai tindak kejahatan! Dimana
bagi siapapun penggagas dan pelaku pesta perkawinan ini dapat dijatuhi hukuman
tiga bulan penjara.
Lalu,
mengapa larangan keras ini masih dilanggar di Provinsi Rajastan, India? Hal ini
dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sana dan yang paling
berpengaruh terhadap hidupnya tradisi ajaib ini adalah pandangan masyarakat
yang percaya bahwa satu-satunya jalan keluar dari masalah kehidupan ekonomi adalah
dengan mengawinkan anaknya di usia ‘muda’.
Dengan
menikahkan anaknya yang masih belia tersebut, mereka dapat menghemat biaya
perkawinan normal (jika ritual dilakukan saat membelai dewasa), mempererat tali
kekeluargaan, sampai menjamin kelangsungan adat istiadat.
Selain
itu di masyarakat Provinsi Rajastan, anak-anak perempuan dianggap sebagai beban
sosial. Itu sebabnya, semakin cepat anak perempuan dikawinkan, semakin cepat
pula keluarganya keluar dari tanggung jawab mengurus si anak. Sebaliknya, bagi
pengantin pria hal ini mendatangkan keuntungan, dimana keluarga mempelai pria
akan mendapatkan ‘tenaga kerja’ gratis!
Loading...