Mengapa Warna Ungu Disebut Warna Janda?
Warna
ungu bagi masyarakat luas diidentikkan dengan warna janda. Padahal jika menilik
sejarahnya warna ungu awalnya bukanlah warna untuk para wanita yang ditinggal
suaminya. Malah yang ada warna ungu adalah warna ‘mahal’ karena hanya
diperbolehkan dikenakan oleh raja/ratu dan kerabat langsungnya.
Hal
ini berkaitan dengan sangat langka dan mahalnya warna ungu pada saat itu.
Itulah sebabnya di masa pemerintahan Ratu Inggris, Elizabeth I (1558-1603)
warna ungu adalah warna terhormat dengan dikeluarkannya aturan resmi bahwa
warna ungu adalah warna yang hanya boleh dikenakan para anggota kerajaan.
Memasuki
tahun 1856 barulah pewarna ungu sintesis ditemukan. Dengan ditemukannya warna
ungu tersebut, bisa ditebak sendiri rakyat jelatapun sanggup membelinya. Maka
berubahlah status warna ungu dari warna terhormat menjadi warna biasa layaknya
warna lain.
Seiring
berkembangnya zaman, pemakaian warna ungu dari beberapa literatur mengungkapkan
bahwa dibeberapa negara menyatakan, seorang istri saat menghadiri pemakaman
suaminya biasanya memakai baju warna ungu. Dimana ungu dikenal sebagai simbol
kesedihan dan berkabung. Beberapa negara yang menjalankan pemakaian warna ungu
pada wanita yang ditinggal mati oleh suaminya adalah negara: Italia, Brasil
juga Thailand.
Hal
senada juga terjadi di negara Inggris, dimana warna ungu dianggap warna
setengah berkabung. Dimana pada masa itu, jika seorang wanita berduka, dia
harus memakai warna hitam selama satu tahun. Setelah itu, wanita yang berstatus
janda tersebut boleh menggabungkan ungu tua atau abu-abu pada busana
sehari-harinya.
Dari
berbagai kebiasaan warga dunia itulah, warna ungu jadi identik dengan warna
janda. Jadi bagi Anda yang menyukai warna ungu, mulai sekarang jangan malu
untuk memakai warna ungu karena di zaman dahulu warna ungu adalah warna
terhormat dan mahal yang hanya boleh dikenakan anggota kerajaan!
Loading...