Berhasil Menurunkan Jumlah Perokok, Berapa Harga Rokok Di Australia?
Diperkirakan
sekitar 57,7 juta orang yang ada di Indonesia adalah perokok aktif. Sebuah angka
yang fantastis, bukan? Maka tidak heran jika Indonesia berhasil masuk dalam 3
besar negara dengan jumlah perokok aktif di dunia. Maka tidak mengherankan
juga, jika sebanyak 12,7% kematian yang ada di Indonesia terjadi akibat
penyakit yang berhubungan dengan rokok.
Berbagai
upaya dilakukan untuk menekan jumlah perokok di Indonesia, yang terbaru adalah
memberikan gambar ‘menakutkan’ pada bungkus rokok, tapi nyatanya gambar ‘mengerikan’
akibat dari merokok tersebut tidak juga menyurutkan niat perokok untuk berhenti
merokok, hal ini terbukti dengan proyeksi produksi rokok pada tahun 2020 yang
diperkirakan naik sekitar 48% dari tahun 2014 atau senilai 524 miliar batang.
Maka
tidak heran muncul berbagai wacana dalam menurunkan jumlah perokok di
Indonesia, salah satu yang populer adalah menaikkan harga rokok. Dengan asumsi,
jika harga rokok di naikkan maka perokok aktif akan berpikir seribu kali untuk
menghisap batang rokok.
Lalu,
efektifkah cara ini menekan jumlah perokok aktif di Indonesia? Jika berkaca
dari negara seberang yaitu Australia, maka cara ini sangat efektif. Dimana di negara
Kangguru tersebut telah berhasil menekan perokok aktif yang semula berjumlah
25% menjadi 15% saja dari tahun 1993 sampai tahun 2013.
Di
negara Australia tersebut, harga rokok sangat mahal. Dimana untuk satu bungkus
rokok dihargai sebesar Rp 290 ribu. Dan harga rokok ini direncanakan akan terus
dinaikkan selama 4 tahun sekitar Rp. 154 ribu perbungkusnya.
Lalu,
tidak rugikah negara tersebut menaikkan harga rokoknya? Tentu saja tidak. Karena
dengan tingginya penjualan harga rokok, maka pemerintah juga mengiringinya
dengan menaikkan pajak, dimana di negara Aborigin tersebut pajak tembakau
mencapai 69 %, yang artinya penerimaan pajak dari tembakau sangatlah besar.
Selain
itu, keuntungan pemerintah lainnya adalah di permasalahan kesehatan. Pemerintah
tidak perlu mengocek saku lebih dalam untuk membiayai permasalahan kesehatan
yang diakibatkan oleh rokok. Karena dengan sendirinya jumlah penyakit yang
diakibatkan oleh rokok akan menurun. Baik itu jumlah perokok aktif maupun
jumlah perokok pasif.
Loading...