Balas Dendam
Pada
suatu hari, saya dan keponakan saya, yang berumur lima tahun pergi ke dokter
gigi. Kepergian saya ke dokter gigi, dikarenakan gigi keponakan saya berlubang
dan dia sering mengeluh sakit pada daerah gigi! Kakak saya yang sibuk bekerja
menitipkan anaknya untuk segera diperiksakan ke dokter gigi.
Pada
awalnya saya menolak, tapi karena diberi uang seratus juta, akhirnya saya luluh
juga! Hehe…*MamerinDolar.
Keponakan
saya ini, sebelumnya tidak pernah ke dokter gigi. Jadi ketika saya ajak ke
sana, dia berlompat kegirangan. Hmm, belum tau dia, kalau dia bakal disiksa! Akhirnya dendamku terbalaskan, rasakanlah pembalasanku
anak kecil! Siapa suruh kamu, mencakar mukaku kemarin! Haha...
Sesampainya
di tempat praktik, keponakan saya langsung bermain bola warna-warni. Untung
saja, di tempat prakteknya ada wahana bermain, jadi saya tidak bohong dong, kalau bilang bakal bawa dia ke wahana bermain?*MintaDukungan.
Beberapa
menit kemudian, nama keponakan saya dipanggil. Pada saat ini, sebenarnya keponakan saya tidak mau masuk ke kamar Dokter.
Tapi ketika saya bilang di dalam kamar dokter ada mainan yang bisa berputar, ia
langsung berlari ke dalam tempat praktik dokter.
“Mana,
paman…mainannya?” tanyanya.
“Itu,”
kata saya menunjuk peralatan dokter yang bakal mencabut giginya, dalam hati
saya bicara, “Sebentar lagi, akan kau
rasakan sakitnya alat itu, ANAK NAKAL! ”
Dokter
giginya tersenyum dan mempersilahkan keponakan saya untuk duduk. Dengan
polosnya, keponakan saya itu duduk! Lalu ketika disuruh mulutnya untuk dibuka,
ia langsung membuka mulutnya. Dokterpun menjalankan peralatan yang saya tunjuk
tadi, melihat alat itu bergerak, keponakan saya menepukkan tangannya berulang
kali, “Hoyeee…” katanya.
Haha, belum tahu dia, alat itu
akan membinasakannya, pikir saya senang.
Tapi
ternyata pikiran saya salah, ketika alat itu masuk, tidak sedikitpun suara
tangis dari mulutnya. Ia malah tampak kesenangan ketika alat itu masuk. Tapi beberapa saat kemudian,
ketika giginya dicabut, ia tampak terkejut dan memegangi pipinya. Saya tertawa
dalam hati, pasti sebentar lagi dia bakal
menangis! Tapi dugaan saya salah lagi, ia masih dapat tersenyum kepada
saya, Oh, Tuhan…anak siapa ini?
Jangan-jangan dia anak hasil pernikahan
Edward Cullen dan Harry potter (Lho?).
Ketika
pencabutan gigi selesai, saya bertanya, “Kenapa, tidak menangis, tadi?” kata
saya ingin tahu isi hatinya. Saya berharap dia menjawab, saya nangis tadi… tapi
yang terjadi dia malah tersenyum kepada saya. Melihat itu hati saya remuk, saya
maunya dia menangis…T_T
“Gak,
Sakit?” Tanya
gue tambah penasaran.
Ia
pun mengangguk, :”Sakit!” katanya pelan.
“Kenapa
tadi tidak menangis?”, kata saya keheranan.
Iapun
menjawab, “Saya menangis tadi paman, tapi Menangis dalam hati,”
“...”
Loading...