Mana Mungkin Terjadi (Edisi Galau)
Sabtu sore gue memutuskan untuk makan
disuatu restoran ‘M’ seorang diri. Restoran ini menyajikan beragam menu yang
variatif yang sesuai dengan kantong mahasiswa seperti gue. Gue memilih posisi
duduk pada bagian depan ,setelah itu gue memesan satu porsi sate, sayur lodeh, plus
air teh hangat. Selama menunggu pesanan datang, sedari tadi gue merasa ada seseorang
yang memperhatikan gue di ujung restoran. Gue pun reflex mengikuti hati nurani
gue untuk mengetahui kebenaran perasaan tersebut.
Benar saja, di ujung restoran tampak
seorang lelaki berusia sekitar 30-35 tahun
memperhatikan gue. gue pun heran, apa benar gue yang di pandang. Gue
menoleh ke belakang, tak ada seorangpun di belakang gue. Dengan cepat kutunjuk
diri gue sendiri, menyakinkan kalau gue sendiri yang dipandang tersebut. Lelaki
itupun tersenyum.Ia menggangguk.
Terus terang gue bingung. Gue berusaha
mengingat orang ini cukup lama, tapi gue merasa tidak pernah mengenalnya.
Akhirnya pesanan gue pun datang. Gue pun langsung memakan makanan itu dengan
lahap. Gue merasa lelaki itu, masih menatap gue, gue pun menatap dia balik. Ia
pun mengerdipkan matanya. Wah,gak beres nih orang, pikir gue dalam hati. Tetapi anehnya ketika melihat ia mengerdipkan mata, mata
gue juga reflek berkedip. Ia pun tersenyum. Oh, TIDAKKK….
Karena gak mau berurusan lebih lanjut, gue
pun konsentrasi untuk makan, tanpa toleh kanan, kiri, depan, dan belakang
lagi.Tiba-tiba sekelebat, lelaki itu tampak ke kasir untuk membayar tagihan
makan. Ada seorang wanita tua di depannya dengan mengenggam anak kecil menuju
parkiran. Sementara gue tetap melanjutkan makan.
Tiba-tiba…
“Mas, Makanannya sudah saya bayar, ya?”
Kata lelaki itu yang sudah berdiri di depan gue. Tangannya meremas paha kanan gue.
Gue melogo tak percaya. Oh,Tuhan.Pegen rasanya gue potong-potong tuh tangan. Cape-cape
gue jaga diri, Tau-tau AKU SUDAH TERNODA!
Teriak gue dalam hati, AMA OM-OM
LAGI…
Hening.
“Oh, ya mas…Ini nomor handphone saya.” Ucapnya
lagi sambil memberikan secarik kertas. Lelaki itupun langsung meninggalkan saya yang terbengong-bengong akan ulahnya.
Saya muntah ampe tujuh kali, ketika
dengerin omongannya. Tapi, kalau saya pikir-pikir, gak papalah dia ngasih nomor
handphonenya dia. Itung-itung buat jaga-jaga! SIAPA TAU AJA, SETELAH PAHA GUE DIREMES, GUE LANGSUNG DINYATAKAN
HAMIL!. Kan bisa minta pertanggung jawaban ama dia, Haha…
Loading...