Susahnya Menjadi Orang Gemuk
Membingungkan!
Mengapa badan saya bisa gemuk seperti ini? Padahal saya tidak banyak makan.
Saya hanya makan Rambutan tiga biji, Jus Alvocat empat gelas, Roti gulung lima
buah, Ikan Gurami satu ekor dan Nasi satu karung. Tapi, mengapa badan saya bisa
melar?
Dada
saya yang dulu seperti deretan Tuts Piano, sekarang udah seperti buah Melinjo,
pipi saya yang dulu tirus, sekarang seperti kue Bakpao yang dihajar Masa.
Apalagi, perut saya, jauh berbeda dengan sekarang. Kalau dulu seperti penderita
Marasmus, sekarang seperti perut tikus yang makan lima biji buah durian
sekaligus.
Jadi
tidak heran, kalau selama menjadi OGB (Orang Gemuk Baru), napas saya sering
ngos-ngosan. Tidak bisa mengangkat Candi Borobudur dengan dua tangan dan yang
lebih menyedihkan, saya tidak bisa lari sejauh satu juta kilometer dalam waktu lima
detik!
Sampai
suatu malam, saya berdoa...
“Ya,
Tuhan ... kembalikanlah body saya seperti semula. Kembalikanlah perut saya yang
six pac seperti cowo yang sering Ngegym, dan jadikanlah rambut saya seperti
rambutnya Andika Kagen band (Lho?)”
Tapi,
sampai sekarang mimpi tinggallah mimpi. Perut saya masih melar, pipi saya masih
tembem, dan tangan saya masih dua!
Tapi,
untunglah keputus asaan saya berakhir. Ketika supir angkot meminta ongkos dua
kali lipat dari ongkos biasanya. Saya tersinggung, saya marah, dan saya sakit
hati! Bisa-bisanya, supir itu menarik ongkos berdasarkan berat badan? Kenapa
bukan berdasarkan bau badan? Karena bau badan merampas hak segala bangsa dan
keadilan Republik Indonesia. Yang berdaulat, adil dan makmur! MERDEKA!
Makanya
dalam satu minggu ini, saya mengurangi makan teri dan terasi, biar badan saya
kembali seksi. Biar murah membayar taxi dan mudah mendapatkan jodoh dan rezeki,
hihi...
Loading...