Fakta! Pemberitaan Di Indonesia Penuh Dengan Kebohongan?
Drama
paling populer di Korea Tahun 2015, Pinocchio adalah drama serial yang sangat
layak untuk di tonton. Selain karena jalinan ceritanya yang apik, drama populer
ini juga sarat akan hikmah. Banyak sekali nasehat kehidupan bisa dipetik dari
drama yang dibintangi oleh Lee Jong-Suk dan Kim Yeong-kwang ini, salah satunya
adalah perihal keobjektifan sebuah berita.
Mengapa
hal ini penting? Coba tengok pemberitaan di Indonesia, apakah benar-benar
objektif dalam memberitakan suatu berita? Tidak usah jauh-jauh, mari kita
kembali ke masa pemilihan Presiden setahun yang lalu. Media massa
berlomba-lomba memberitakan kedua kandidat calon Presiden dengan versi yang
berbeda-beda. Media pendukung calon Presiden tertentu akan memberitakan hal
positif tentang calon Presidennya, tapi anehnya mereka tidak segan-segan memuat
berita negatif terhadap calon Presiden yang menjadi lawannya.
Apakah
ini obejektif? Belum lagi beragam serangan dan fitnah yang tidak berdasar untuk
menyerang calon Presiden yang bertarung. Apakah ini makna sebuah berita yang
memuat liputan yang menyebarkan sebuah kebenaran untuk publik? Anda pasti tidak
lupa, bagaimana masing-masing pemberitaan menyatakan bahwa hasil poling
merekalah yang benar, sementara hasil poling yang memenangkan salah satu calon
Presiden yang jadi lawan adalah salah. Semua ini bermakna apa? KEPENTINGAN.
Ketika
diangkat jadi Presiden pun, para pendukung maupun lawan tidak berhenti
menyebarkan pemberitaan. Bagi pendukung Presiden kebanyakan memberitakan
keberhasilan Program kerja Presiden, bagi pihak lawan pastinya mencari celah
untuk ‘menjatuhkan’ Presiden. Ini demi apa? KEPENTINGAN.
Tapi,
herannya masyarakat seolah terbawa arus pemberitaan. Bagi pendukung Presiden
akan mati-matian mendukung Presiden pilihannya, bagi yang tidak memilih
Presiden terpilih sekarang akan mencari berita yang memojokkan yang berisi
betapa bobroknya pemerintahan sekarang.
Maka,
tidak heran media sosial seolah saling sahut menyahut akan Pemerintahan
sekarang. Sayangnya, media yang mereka sebarkan tidak di kroscek terlebih
dahulu benar atau tidak. Yang penting membela (bagi yang mendukung Pemerintah)
dan mencela (bagi penentang Pemerintah).
Tentu
saja hal ini akan menguntungkan salah satu pihak yang memang ‘bermain’ untuk
sebuah KEPENTINGAN. Lalu, bagaimana dengan pemberitaan lain? Setali tiga uang,
sama. Semuanya untuk sebuah KEPENTINGAN.
Lalu,
bagaimana caranya agar kita tidak menjadi korban pemberitaan? Sebaiknya kroscek
terlebih dahulu pemberitaan yang akan kita baca dan share karena jangan sampai
berita yang kita bagikan di media sosial adalah Hoax belaka. Jangan sampai kita
juga ikut dalam KEPENTINGAN sebuah media tertentu. Bersikaplah objektif dalam
menilai sesuatu. Lalu, periksa media yang menjadi acuan kita, ingat, salah
memilih media, fatal akibatnya. Pilihlah media yang benar-benar kredibel yang
tidak memiliki KEPENTINGAN apapun terhadap pemberitaan.
Tapi,
era digital ini sangat susah memilih pemberitaan yang benar-benar objektif. Itulah
sebabnya, di drama Pinocchio seolah menyadarkan kita betapa tugas pemangku berita
sangat penting dalam menyebarkan ‘kebenaran’ sebuah berita tanpa ada
KEPENTINGAN apapun. Dan yang lebih penting dari itu adalah kita sebagai masyarakat
jangan sampai dijadikan virus penyebar berita yang tidak kredibel dan tidak
objektif untuk sebuah KEPENTINGAN.
Loading...