Teror Bom Thamrin Adalah Pengalihan Isu Divestasi Freeport?
Apakah
ada hubungan antara pengeboman di Sarinah Thamrin dengan kontrak Freeport? Melihat
waktu kejadian pengeboman Thamrin dan penawaran divestasi saham Freeport (Asal
Amerika Serikat) dihari yang sama (14/1/2015) bisa jadi demikian. Hal ini
diamini Pakar Hukum Universitas Al Azhar
Indonesia, Suparji Achmad yang mengatakan: "Melihat kejadian ini, memang
dapat saja itu dikaitkan dengan negara tersebut, karena pasti pelakunya telah
dikondisikan oleh suatu kekuatan yang sangat besar,"
Rumor
tentang pelaku bom Thamrin terkait dengan kepentingan AS, terutama masalah kontrak
karya Freeport mencuat kepermukaan karena banyak percaya bahwa teror bom dan
baku tembak adalah salah satu cara Freeport untuk mengalihkan isu berakhirnya penawaran
divertasi saham Freeport. Dimana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) menyatakan PT Freeport Indonesia memiliki batas waktu hingga 14 Januari
2016 untuk menyampaikan penawaran divestasi saham.
Apabila
sampai batas waktu yang ditetapkan, PT Freeport Indonesia tidak memenuhinya,
maka PT Freeport Indonesia terancam dinyatakan default apabila setelah dua kali
diperingatkan untuk menawarkan saham dan diberikan teguran, tetapi masih juga
mangkir atau mengulur-ulur waktu.
Bagi
Anda yang belum memahami apa itu divestasi, kami akan menjelaskan apa itu
divestasi. Jadi divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang
baru.
Tentu
saja dengan kebijakan tersebut, PT Freeport Indonesia akan mengalami kerugian
yang tidak sedikit. Dimana pemerintah meminta agar Freeport segera menyerahkan
penawaran saham sebesar 10,64 persen miliknya. Sementara bila tidak terpenuhi
maka kontrak PT Freeport di Indonesia akan diputus.
Anggota
DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP), Arteria Dahlan
menyatakan, teror bom yang terjadi di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus)
serta daerah lainnya di Jakarta hari ini, akibat Amerika Serikat (AS) tidak
suka dengan sikap pemerintah Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) yang akan
memutus kontrak perpanjangan PT Freeport Indonesia di Papua. (Kamis, 14/1/2016).
Lalu,
benarkah teror bom dan baku tembak di Sarinah-Thamrin adalah ulah Amerika
Serikat (PT. Freeport)? Atau ini murni ulah teroris (ISIS). Entahlah? Hanya
Allah dan waktu yang akan menjawab semuanya.
Loading...