Lima Saham IHSG Di Sektor Berbeda Dengan Valuasi Yang Murah (Undervalued)
Di
tengah kondisi pasar saham yang sedang merah membara, banyak investor mencari kesempatan
memilih saham-saham dengan valuasi yang murah dan potensi pengembalian
investasi yang tinggi. Beberapa saham di Indonesia diperdagangkan dengan Price
to Book Value (PBV) rendah, yang mencerminkan harga saham tersebut relatif
lebih murah dibandingkan nilai bukunya.
Pada kesempatan kali ini kami akan sajikan lima saham dengan valuasi murah yang bisa Anda pertimbangkan untuk dianalisa lebih dalam. Saham-saham ini memiliki rasio-rasio yang menarik untuk dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang. Berikut daftar lima saham dengan valuasi murah dari berbagai sektor:
1.
Astra International Tbk (ASII)
Astra
International, yang merupakan salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di
Indonesia, bergerak di berbagai sektor seperti otomotif, agribisnis, alat
berat, jasa keuangan, dan infrastruktur. Dengan PBV sebesar 0,97, harga saham
ASII saat ini bisa dianggap murah, karena berada di bawah nilai bukunya.
Perusahaan ini memiliki ROA sebesar 7,34% dan ROE sebesar 16,66%, yang
menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan laba dari aset dan ekuitasnya.
ROE
yang tinggi memperlihatkan kemampuan Astra untuk menghasilkan keuntungan dari
modal pemegang sahamnya, sementara ROA yang relatif baik menandakan bahwa Astra
berhasil memaksimalkan penggunaan asetnya. Kombinasi ini membuat ASII menjadi
saham yang menarik bagi investor yang mencari perusahaan dengan fundamental
kuat dan prospek jangka panjang yang stabil. Baca Juga: 7 Tips Tenang Ketika Pasar Saham Sedang Bergejolak Untuk Mendapatkan Keuntungan Berlipat
2. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Bumi
Serpong Damai Tbk atau BSDE adalah perusahaan properti yang mengembangkan
kawasan perumahan, komersial, dan kawasan terpadu di Indonesia. Dengan PBV
sebesar 0,55, saham BSDE diperdagangkan dengan valuasi yang sangat rendah
dibandingkan nilai aset bersihnya. ROA BSDE sebesar 5,2% dan ROE sebesar 9,19%,
menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki kinerja yang cukup efisien dalam
memanfaatkan asetnya.
Dalam
industri properti, valuasi rendah seperti PBV di bawah 1,0 sering kali menarik
perhatian investor karena memungkinkan untuk membeli saham dengan harga lebih
rendah daripada nilai bukunya. Mengingat sektor properti sering kali bersifat
siklikal, saham BSDE memiliki potensi apresiasi harga ketika sektor properti
kembali pulih.
3. Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS)
Bank
BTPN Syariah adalah salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia yang fokus
pada pembiayaan untuk segmen mikro. Dengan PBV sebesar 0,8, saham BTPS juga diperdagangkan
di bawah nilai bukunya, yang menunjukkan bahwa saham ini undervalued. BTPS
memiliki ROA sebesar 4,81% dan ROE sebesar 11,41%, menandakan kinerja yang
solid dalam menghasilkan laba.
Sebagai
bank syariah yang fokus pada pembiayaan mikro, BTPS memiliki pangsa pasar yang
besar dan prospek pertumbuhan yang menarik. ROE yang baik mengindikasikan bank
ini mampu menghasilkan keuntungan dari modal yang ditanamkan pemegang saham,
sementara ROA yang cukup kuat menunjukkan efisiensi dalam mengelola aset yang
ada.
4. Elnusa Tbk (ELSA)
Elnusa
merupakan perusahaan yang bergerak di sektor jasa energi, terutama dalam
layanan eksplorasi, produksi, dan distribusi minyak dan gas. Dengan PBV sebesar
0,67, saham ELSA saat ini dianggap undervalued. Perusahaan ini memiliki ROA
sebesar 7,06% dan ROE sebesar 15,43%, yang menunjukkan bahwa perusahaan ini
efektif dalam menghasilkan laba dari aset dan modal pemegang sahamnya.
Industri
energi memiliki tantangan tersendiri, namun Elnusa yang memiliki portofolio
diversifikasi jasa energi bisa menjadi pilihan menarik di tengah tren kenaikan
permintaan energi. PBV rendah dan ROE yang baik membuat ELSA menarik bagi
investor yang mencari valuasi murah dengan fundamental yang kuat.
5.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
Indah
Kiat Pulp & Paper adalah salah satu perusahaan terkemuka di sektor pulp dan
kertas di Indonesia. Saham INKP saat ini diperdagangkan dengan PBV hanya
sebesar 0,41, yang artinya harga saham ini berada jauh di bawah nilai bukunya.
ROA INKP sebesar 2,66% dan ROE sebesar 4,85% menunjukkan bahwa perusahaan ini
masih mampu mencetak keuntungan meski menghadapi tantangan dalam industri
kertas yang kompetitif.
Valuasi
yang rendah seperti ini sering kali menarik bagi investor yang mencari potensi
investasi di sektor dasar seperti pulp dan kertas, terutama jika ada indikasi
peningkatan permintaan di masa depan. Meski ROA dan ROE lebih rendah
dibandingkan saham lainnya dalam daftar ini, valuasi rendahnya membuat INKP
patut dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang.
Melihat rasio PBV yang rendah serta ROA dan ROE yang kompetitif, saham-saham seperti ASII, BSDE, BTPS, ELSA, dan INKP dapat menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan jangka panjang. Namun, penting untuk diingat bahwa meski valuasi murah bisa menjadi indikator menarik, setiap keputusan investasi perlu mempertimbangkan risiko dan dinamika industri dari masing-masing perusahaan. Melakukan analisis mendalam dan mempertimbangkan kondisi ekonomi makro juga sangat penting dalam meraih hasil investasi yang optimal. Baca juga: Strategi Jitu Memperoleh Keuntungan Saat Saham Sedang Crash
NB: Postingan ini bukan ajakan untuk membeli maupun menjual saham di atas. Melainkan hanya sebatas share ilmu pengetahuan.