Rumus Mengatur Keuangan Keluarga Agar Tetap Stabil Dikeadaan Sulit!


Bagaimana cara mengatur keuangan? Apakah ada formula atau rumus dalam mengatur keuangan keluarga? Perlukah membayar perencanaan keuangan untuk mengatur keuangan keluarga? Bagaimana cara agar keuangan keluarga tetap sehat dan impian pun tercapai? Bagaimana caranya mengatur keuangan keluarga agar tidak terlilit hutang? Itulah beberapa pertanyaan seputar pengaturan keuangan. Untuk menjawab pertanyaan di atas, marilah kita uraikan cara mengatur keuangan keluarga secara baik.
Perencaan Keuangan Keluarga:
Pada dasarnya perencanaan keluarga sangatlah penting. Salah dalam mengatur keuangan bisa-bisa keuangan keluarga akan jebol. Untuk itulah ada baiknya sepasang suami istri harus saling berkomunikasi dalam merencanakan keuangan keluarga mereka. Berapa uang yang akan disisihkan? Dimana uang akan disimpan? Apa yang hendak dipenuhi? Impian apa yang ingin dikabulkan?

Dalam merencanakan keuangan keluarga tergantung pola pikir keluarga. Karena tiap keluarga punya impian dan kebutuhan yang berbeda-beda. Persoalannya bukan seberapa penghasilan setiap bulan, tetapi bagaimana bisa bekerjasama dan sepakat dengan prinsip pengelolaan keuangan.
Lalu, bagaimana cara mengatur keuangan keluarga yang baik?

Pengaturan Keuangan Dengan Formasi 4-3-3
Ya, saat ini rujukan pengelolaan keuangan untuk keluarga Indonesia yang baik adalah formasi 4-3-3. Apa maksud rumus 4-3-3 ini? Maksudnya adalah 4 (40%) penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari, 3 (30%) untuk membayar cicilan atau utang, dan 3 (30%) sisanya untuk tabungan atau Investasi.
Jadi berapa pun penghasilan Anda, usakan untuk membagi pos keuangan Anda seperti formula diatas, misalnya gaji Anda Rp. 3 juta rupiah, maka 40% atau Rp. 1.200.000 Anda gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti: belanja sehari-hari, membayar tagihan listrik, makan bersama di restoran, rekreasi, tagihan telpon maupun uang sekolah Anak, lalu 30% atau Rp. 900.000 Anda bayarkan cicilan atau utang, dan 30% sisanya atau Rp. 900.000 Anda tabung atau investasikan.
Tapi, aturan baku di atas bisa berubah, misalnya saja 30% untuk tabungan bisa ditambah jika Anda tidak memiliki utang atau cicilan atau adanya pemasukan uang tambahan. Adapun untuk 40% untuk kebutuhan sehari-hari dianggap ideal, dan 30% untuk membayar utang atau cicilan merupakan plafon maksimum dalam keuangan keluarga.
Perlukan Membayar Perencana Keuangan?
Dalam praktiknya memang terkadang bukan perkara mudah menerapkan aturan ini. Jika Anda kewalahan dalam merencanakan keuangan keluarga ada baiknya Anda membayar perencana keuangan.
Perencana keuangan akan menjadikan proses perencanaan keuangan sebagai alat untuk memberikan solusi kepada klien berdasarkan kebutuhan riil dan sesuai kemampuan keuangan kliennya.
Tentu saja dengan pemahaman ini, masyarakat diberikan bekal untuk melihat kondisi keuangannya dan apa saja langkah atau tindakan yang diperlukan untuk merencanakan keuangan dimasa depan. Perencana keuangan akan membantu klien, mulai dari proses menata keuangan, sampai memberikan solusi keuangan. Baca Juga: Cara Mudah Dan Terpercaya Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muda (Baru Menikah)
Loading...

Subscribe to receive free email updates: