Pentingnya Asuransi Kesehatan Buat Anda

Ketika sedang asyik menyetir, tiba-tiba suara Hp Anton berdentang kencang seperti genderang ingin perang. Anton reflek meraih Hpnya cepat, dilihatnya nama penelpon, Wah, ngapain nih Rakuz nelpon tengah malam begini? Tanyanya dalam hati.
“Kenapa, Kuz?” tanya Anton penasaran.
“Hehe, Cuma mau bilang, hati-hati, ya?” Suara Rakuz di seberang sana.
Anton yang demen banget sama Rakuz tersenyum malu, “Makasih. Tumben kamu perhatian sama gue?” tanya Anton ke Geeran.
Rakuz diam sebentar, “Gak tau. Tiba-tiba tadi mimpiin Mas Anton ...” ucapnya apa adanya.
Anton tambah gede telinganya—kalau disamain, sama seperti telinga gajah yang lagi ngeden, “Hehe ... masa sih? Emang, loe mimpiin gue apa? ” tanyanya tambah penasaran.
“Tadi Rakuz mimpiin Mas Anton lagi telponan. Terus, ketika Mas Anton menatap ke depan, tiba-tiba ada truk besar menghantam mobil Mas Anton,” Jawab Rakuz, “Mas, Anton, coba lihat ke depan siapa tahu mimpi gue bener,” ucap Rakuz mulai khwatir.

Tanpa banyak sanggahan, Anton menatap ke depannya, Alangkah kagetnya dia, ternyata Asyanti telah berbadan dua! “Loh, kok ini yang gue lihat,” protesnya ketika matanya tertuju pada layar TV kecil di mobilnya. Menyadari kesalahannya, di lihatnya jalanan yang ada di depannya, tapi semua terlambat dan ....
“Gubrak, Prang .... Prang ...”
***
Sudah sepuluh hari hari Anton tak sadarkan diri di Rumah Sakit. Ketika siang menjelang, tiba-tiba keajaiban datang! Anton bisa membuka matanya, “Dimana aku?” tanyanya pada Suster cantik di hadapannya.
“Bapak, sedang di Rumah Sakit,” ucap suster ramah.
Tidak lama kemudian, Suster mempersilahkan Nyokap dan ke dua adiknya masuk ke dalam ruangan Anton. Dengan sesugukan, Nyokapnya berkata lirih, “Akhirnya kau sadar juga, Nak. Ibu pikir kau telah mati.”
“Jangan berkata begitu, lihat ... Anton, baik-baik sajakan? Pasti sebentar lagi kita akan pulang ke rumah,” kata Anton berusaha tenang.
Mendengar itu, bukannya tangis Nyokapnya berhenti, malah semakin menjadi, “Hik, hik... Kita mau pulang ke mana, Nak? Semua yang kita punya telah habis tak tersisa!”
Anton bingung, “Kok bisa? Memangnya mobil dan Rumah kita kemana, Bu?” tanya Anton penasaran.
Ditatapnya mata Anaknya itu dalam, “Semuanya Ibu jual 300 ribu, buat operasi jari kelingkingmu yang putus dan mengangkat kutil di udelmu... hik, hik...” tangis ibunya pilu.
“Ha? Tiga ratus ribu?” pekik Anton tak percaya.
Ibu Anton mengangguk lemah, “Iya. Hebatkan, Ibu?” tanyanya penuh rasa bangga.
“....”
***
Di bawah jembatan, Anton merutuki nasibnya. Andaikan waktu dapat diputar kembali ia akan mengikuti saran sahabatnya—Rahmat untuk mengikuti Asuransi kesehatan. Padahal sudah berbusa-busa temannya itu memberikan penjelasan tentang pentingnya asuransi kesehatan.
Nah, dari cerita di atas kira-kira teman semua bisa nangkap gak, betapa pentingnya asuransi kesehatan buat kita. Ya, asuransi kesehatan ini berguna banget buat kita, karena, walaupun sekarang kita belum sakit, tapi kita gak pernah tahu penyakit apa yang kelak akan menyerang kita.
Padahal asal tau saja, biaya kesehatan naik antara 10% - 13% setiap tahun, sedangkan kenaikan pendapatan orang Indonesia hanya berkisar 1,2% pertahun. Jauh bangetkan, bedanya? Itulah sebabnya kita perlu asuransi kesehatan untuk menopang kehidupan kita. Karena asuransi kesehatan merupakan asuransi dasar yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Mengingat kesehatan adalah kebutuhan paling mendasar dari manusia.

Memang benar kata pepatah, Sedia payung sebelum hujan, sedia asuransi sebelum sakit, dan sedia air sebelum cebok, hehe...
Loading...

Subscribe to receive free email updates: